Kamis, 23 Desember 2010

new post

TEKNOLOGI INFORMASI SARANA MERAIH POPULARITAS SECARA EFEKTIF

Surabaya, 23/12/2010 (Kominfo-Newsroom) Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dapat mempopulerkan dan menaikan karir seseorang dalam waktu yang relatif singkat, karena dengan sarana tersebut setiap orang memiliki online capacity dalam memberikan penilaian kepada seseorang.

Dosen London School Dr Emil Tabrani dalam acara Evaluasi Konten  Situs Bipnewsroom.info di Surabaya, Kamis (23/12).(FARDI/GRO)

“Salah satu diantaranya ketika Delon tampil sebagai pemenang Indonesian Idol, ia mampu meraih popularitas dalam semalam, karena dukungan penonton TV. Padahal sebelumnya Delon adalah anak muda yang tidak dikenal, namun dengan dukungan SMS melalui sarana TIK masyarakat Indonesia menjadikannya sebagai bintang,” kata Dosen London School Dr Ermil Thabrani dalam acara Evaluasi Konten situs Bipnewsroom.info di Surabaya, Kamis (23/12).

Hal tersebut sangat berbeda dengan orang yang berkarir secara normal. Misalnya kehadiran sejumlah artis yang memulai berkarir dari desa hingga hijrah ke Jakarta, seperti Krisdayanti dan Titi DJ yang memerlukan waktu puluhan tahun untuk menjadi seorang DIVA.

Menurutnya, TIK merupakan jalan pintas yang mampu menjadikan seseorang yang semula tidak dikenal menjadi populer, demikian juga sebaliknya orang populer bisa jatuh sesaat akibat pengaruh pemberitaan dengan mempergunakan TIK contohnya dengan mempergunakan Facebook, Twitter dan sebagainya.

TIK dapat menaikkan dan menjatuhkan reputasi, citra institusi, bahkan kehormatan seorang pejabat negara, karena TIK bagaikan pisau bermata dua, kalau pandai mempergunakannya maka hal itu akan bermanfaat, namun sebaliknya TI dapat menghancurkan karir seseorang, ucapnya.

“Apalagi keunggulan informasi dengan mempergunakan TIK yakni sebagai sarana komunikasi yang sangat cepat penyalurannya, sehingga suatu kejadian dibelahan timur dalam hitungan detik dapat diketahui oleh masyarakat dibelahan dunia lainnya, untuk itu kita harus pandai memanfaatkan TIK tersebut.”

Sementara itu Dosen Universitas Indonesia Prof. Ibnu Hamad mengatakan, masalah informasi yang diperoleh masyarakat terkadang kurang objektif dan realistis, karena adanya kepentingan pasar dan pemilik modal, yang diformulasi melalui rekonstruksi agenda setting.

Termasuk informasi yang dipublikasi melalui sejumlah media pemerintah cenderung tampil sebagai corong informasi dan lupa bahwa media pemerintah semestinya memperjuangkan kepentingan publik karena pemerintah tentunya mengutamakan kepentingan publik. “Hal ini penting untuk menjadi perhatian Bipnewsroom sebagai media yang bertujuan mendahulukan hak publik,” ujarnya.

Sekretaris BIP Supomo dalam acara Evaluasi Konten  Situs Bipnewsroom.info di Surabaya, Kamis (23/12).(MASFARDI)Namun demikian, Sekretaris BIP Kemkominfo, Supomo optimis bahwa keberadaan media pemerintah termasuk Bipnewsroom.info sedang berbenah untuk menjadi wadah alternatif dalam memenuhi kebutuhan publik tentang informasi yang benar dan realistis.

“Mungkin sulit buat kita untuk bersaing dengan media swasta, namun ke depan BIP Newsroom dengan dukungan media center di daerah akan berupaya secara maksimal agar dapat tampil sebagai media informatif,” katanya. (Mf/gro)

Rabu, 15 Juli 2009

ELECTRONIC HEALTH RECORDS AND HEALTH INFORMATION TECHNOLOGY UNDER THE NEW FEDERAL STIMULUS ACT HOW ARE HEALTHCAREENTITIES AFFECTED?

The recently enacted federal stimulus package, the American Recovery and Reinvestment Act of 2009, contains a set of provisions known as the Health Information Technology for Economic and Clinical Health Act ("HITECH Act") that advance the use of technology in healthcare, principally by encouraging



Electronic Health Records
Read this free digital medical records case study today!
www.bMighty.com/imaging
hospitals and physicians to adopt an electronic health record ("EHR") system before the end of 2015. The act also provides funding for, among other things, an EHR infrastructure and technologies to allow for the electronic flow of information; the support of regional and sub-national efforts toward health information exchange; the promotion of interoperable clinical data repositories performing comparative effectiveness research on how electronic data use impacts healthcare treatments and strategies; and the integration of health IT education in the training of healthcare professionals. In addition, the HITECH Act establishes new responsibilities for the U.S. Department of Health and Human Services ("HHS"), through the Office of the National Coordinator for Health Information Technology (the "National Coordinator"), to develop and adopt policies and standards, including new privacy standards, for EHRs and other forms of health information technology. Given the scope of the HITECH Act, and its mandate to HHS to act quickly, regulations and guidance are likely to be issued by the agency regarding the next steps for providers and others to take in the near future. Below are some preliminary questions that hospitals and physicians may want to consider.

Senin, 13 Juli 2009

peregrine gaming gloves change your hand become keyboard

Keyboard interface is most important that must be owned a computer and after several decades of no change much. Products that try to replace the last function is kerboard Peregrine Gloe, though does not seem to be replacing the keyboard for your Mac or PC, but may make you more addicted to the online RPG games with its functions which can not be imitated by any of the keyboard ...
Photobucket

Demonstrated at E3, Peregrine is essentially a glove with elastic cables that sewed on some part in it. Connecting the finger - the finger and palm, and you change the signal to be generated key that you used to have to press on the keyboard. For example when you clink your thumb with the index finger, then you can remove the magic, you touch the palm with the middle finger food you can heal themselves, etc..

Subscribe to this feed

Jumat, 10 Juli 2009

Quick Count

Saiful Mujani, Ph.D.
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI)

Dalam seminggu terakhir ini berita tentang hasil pemilihan gubernur Sumatra Selatan banyak dikaitkan dengan hasil “perhitungan cepat” (quick count) beberapa lembaga atau perusahaan. Ini karena lembaga-lembaga atau perusahaan konsultan itu mengumumkan hasil Pilgub Sumsel hanya sekitar 1-2 jam setelah masa pencoblosan ditutup. Ini sangat cepat dibanding kalau harus menunggu hasil pleno KPU kabupaten yang memakan waktu setidaknya 7 hari.

Kontroversi

Namun demikian, quick count di Pilgub Sumut ini kontroversial. Hasil Quick Count banyak diberitakan dan disorot oleh berbagai kalangan terutama karena tiga lembaga yang menyelenggarakan quick count mengumumkan hasil yang bertentangan (kontroversi). Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengumukan pasangan Aldy menang dalam Pilgub tersebut dengan perolehan suara 52,12 persen. Dengan magin of error kurang lebih 1%, maka angka paling buruk yang diperoleh Aldy, menurut LSI, 51,12% (52,12% – 1%). Bahkan kalau margin of error-nya 2% seperti yang digunakan oleh Perseroan Terbatas Lingkaran Survei Indonesia (PT. LSI) dan Pusat Kajian Strategis (Puskaptis), Aldy tetap menang dengan perolehan suara 50,12% (52,12% – 2%). Ini berarti, menurut LSI, Aldy dipastikan menang kecuali terjadi kecurangan secara berarti dalam rekapitulasi suara dari TPS oleh petugas, atau terjadi kesalahan penghitungan oleh LSI sendiri.


Sumber Situs LSI: http://www.lsi.or.id/profil/direktur-eksekutif.

Minggu, 21 Juni 2009

PEKAN RAYA JAKARTA

SEJARAH PEKAN RAYA JAKARTA

Pekan Raya Jakarta (PRJ) digelar pertama kali di Kawasan Monas tanggal 5 Juni hingga 20 Juli tahun 1968 dan dibuka oleh Presiden Soeharto dengan melepas merpati pos. PRJ pertama ini disebut DF yang merupakan singkatan dari Djakarta Fair (Ejaan Lama). Lambar laun ejaan tersebut berubah menjadi Jakarta Fair yang kemudian lebih popular dengan sebutan Pekan Raya Jakarta.

Idenya muncul atau digagas pertama kali oleh Pemerintah DKI yang kala itu dipimpin oleh Gubernur Ali Sadikin atau yang lebih dikenal oleh Bang Ali pada tahun 1967. Gagasan atau ide ini, karena Pemerintah DKI waktu itu ingin membuat suatu pameran besar yang terpusat dan berlangsung dalam waktu yang lama.

Pemerintah DKI waktu itu juga ingin menyatukan berbagai "pasar malam" yang ketika itu masih menyebar di sejumlah wilayah Jakarta . Pasar Malam Gambir yang tiap tahun berlangsung di bekas Lapangan Ikada (kini kawasan Monas), juga merupakan inspirasi dari Pameran yang diklaim sebagai "Pameran Terbesar" ini.

Menurut sejarah, tahun 1945 di lapangan Ikada ini pernah berkumpul 300.000 orang atau massa dari berbagai wilayah Jakarta dan tetangganya seperti Tangerang dan Bekasi untuk menentang pemerintah Jepang.

Terinspirasi oleh Pasar Malam Gambir yang dari dulunya sudah ramai dikunjungi, Pemerintah DKI ingin membuat gebrakan dengan langsung membentuk panitia sementara yang dipercayakan kepada Kamar Dagang dan Industri (Kadin).

Agar lebih sah atau resmi, Pemerintah DKI mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) no. 8 tahun 1968 yang antara lain menetapkan bahwa PRJ akan menjadi agenda tetap tahunan dan diselenggarakan menjelang Hari Ulang Tahun Jakarta yang dirayakan setiap tanggal 22 Juni.

Sebuah yayasan yang diberikan nama Yayasan Penyelenggara Pameran dan Pekan Raya Jakarta juga dibentuk sebagai badan pengelola PRJ. Sesuai Perda no. 8/1968 tersebut tugas yayasan ini bukan hanya menyelenggarakan PRJ saja tetapi juga sebagai penyelenggara Arena promosi dan Hiburan Jakarta (APHJ) yang dijadwalkan berlangsung sepanjang tahun.

Syamsudin Mangan, Ketua Kadin Indonesia ketika itu dinilai berjasa dalam menyelenggarakan Pekan Raya Jakarta yang merubah wajah Pasar Malam Gambir yang kemudian terkenal dengan Djakarta Fair yang "bermutasi" menjadi Jakarta Fair atau lebih dikenal dengan Pekan Raya Jakarta. Karena kegigihan Syamsuddin Mangan Djakarta Fair mendapat dukungan dari berbagai pihak. Sayang, sebelum melihat ide dan gagasannya terwujud Syamsuddin Mangan dipanggil yang Kuasa.

PRJ 1968 atau DF 68 berlangsung mulus dan boleh dikatakan sukses. Mega perhelatan ini mampu menyedot pengunjung tidak kurang dari 1,4 juta orang. Fantastis! Acara yang digelar pun unik. Kala itu digelar pemilihan Ratu Waria. Yang ikut 151 peserta dan boleh dikatakan cukup banyak kala itu.

PRJ 1969 atau DF 69 "memecahkan" rekor penyelenggaran PRJ terlama karena memakan waktu penyelenggaraan 71 hari. PRJ pada umumnya berlangsung 30 - 35 hari. Bahkan Presiden AS pada waktu itu Richard Nixon datang ke Indonesia , sempat mampir ke DF 69. Beliau berhenti disebuah stan dekat Syamsuddin Mangan Plaza , sempat melambai-lambaikan tangannya ke pengunjung dan karyawan DF 69.

Penyelenggaraan PRJ atau Jakarta Fair ini, dari tahun ke tahun mulai mengalami perkembangan pengunjung dan pesertanya bertambah dan bertambah. Dari sekedar pasar malam, "bermutasi" menjadi ajang pameran Modern yang menampilkan berbagai produk. Areal yang dipakai juga bertambah. Dari hanya tujuh hektar di Kawasan Monas kini semenjak tahun 1992 dipindah ke Kawasan Kemayoran Jakarta Pusat yang menempati area seluas 44 hektar.

Minggu, 14 Juni 2009

Asal-Usul Nama Dalam Dunia Teknologi Informasi

1. Adobe
Berasal dari kata “Adobe Creek” yang diambil dari nama sungai di belakang rumah pendirinya yaitu John Warnock.

2. Apache
Nama ini berasal saat pendirinya menerapkan patch ke kode program yang ditulis untuk http daemon NCSA dan hasilnya adalah “A PAtCHy” server dan selanjutnya menjadi apache server.

3. Apple Computers
Nama ini diciptakan saat steve saat itu sedang makan apple dan diberikanlah nama perusahaan itu Apple Computer, ini dikarenakan karena belum ada staff satupun yang bisa memberikan nama perusahaannya maka dia pun memberikan nama perusahaannya terserah dia.

4. Corel
Nama ini berasal dari nama penemunya yaitu Dr. Michael Cowpland.
Corel sendiri singkatan dari COwpland REsearch Laboratory.

5. Delphi
Nama ini berasal dari nama suatu kota di masa Yunani kuno.

6. Fedora
Nama ini diambil dari jenis topi (fedora) yang dipakai oleh pria di logo Red Hat.

7. FreeBSD
Nama ini berasal dari akronim untuk Berkeley Software Distribution.
FreeBSD adalah saudara dari distro BSD.

8. Firewall
Nama ini berasal dari nama tembok yang digunakan oleh pasukan bomba untuk menghalang api agar tidak meyebar.

9. Google
Nama ini berasal dari lelucon tentang banyaknya informasi yang bisa dicari oleh search engine.
Istilah yang dimaksud adalah ‘Googola’, yang berarti bilangan 1 diikuti oleh 100 angka nol. Penemunya yaitu Sergey Brin dan Larry Page saat itu sedang memberikan presentasi proyek ini ke investor, mereka kemudian berhasil mendapatkan dana dalam bentuk check yang ditujukan kepada ‘Google’.

10. GNU
Nama ini berasal dari nama species antelope Afrika dan juga karena nama ini cocok untuk singkatan rekursif ‘GNU’s Not Unix’.

11. Hotmail
Nama ini berasal saat Jack Smith mendapatkan ide agar semua orang bisa mengakses email melalui web dari komputer mana pun di belahan dunia.
Kemudian Sabeer Bhatia membuat business plan yang bergerak dalam bidang mail service dan dia mencoba memberi nama bisnisnya dengan akhiran ‘mail’ di belakangnya dan didapatlah nama hotmail yang idenya berasal dari bahasa pemrograman web ‘HTML’ (HoTMaiL).

12. Internet
Nama ini berasal dari singkatan Inter-networking yang artinya jaringan Internasional.

13. Intel
Nama ini berasal dari singkatan INTegrated ELectronics (INTEL).

14. Java
Nama ini berasal dari nama kopi yang banyak diminum oleh programmer yaitu Java.

15. Microsoft
Nama ini berasal dari singkatan MICROcomputer SOFTware.

16. Mozilla
Nama ini berasal dari singkatan Mozaic-Killer, Godzilla (Mozilla).

17. Pascal
Nama ini berasal dari Blaise Pascal, nama ahli matematika dan philosopi dari Perancis (abad 17).

18. SUN
Nama ini berasal dari singkatan Stanford University Network karena ditemukan oleh 4 orang mahasiswa dari Stanford University.

19. Ubuntu
Nama ini berasal dari sebuah kata Afrika yang berarti ‘kemanusiaan untuk semuanya’ atau ’saya dibentuk oleh kita semua’.

20. Yahoo
Nama ini ditemukan oleh Jonathan Swift dan digunakan dalam bukunya yang berjudul “Gulliver’s Travels” yang artinya adalah orang yang berpenampilan menjijikkan dan bertindak tidak seperti manusia.